TIFOSI,HOBI & ENTREPRENEURSHIP

Mari berbagi pengalaman

Sabtu, 28 Desember 2013

Quote Love

Sedikit melenceng dari yang seharusnya ada di blog gw.. tapi blog tetaplah blog.. isinya sesuai mood si empunya si blog hehehe.

ini hari ane mau posting Quote Romantis.. hahhah, secara baru kali ini maming gw ngerasa sepi, cuma laptop dan blog ini yang temenin gw.
ok tanpa panjang lebar mari di simak, semoga ada manfaatnya terutama buat kalian yang udah berpasangan.

  • Cari cowok/cewek yg bisa jaga dirinya sendiri di saat lagi gak sama pacarnya itu juara, patut di pertahanin. bisa jaga perasaan pacarnya jg.
  • Kalo cewek udah marah intinya sih jangan malah ngejawab terus & lo jgn balik marah. Udah lo diem aja, dengerin dia, kalo udah selesai peluk.
  • Jangan pernah ngebentak cewek sekesal/semarah apapun lo sama cewek. karena itu sangat menyakiti perasaan dan hati mereka.
  • Seriously, cowok yg hebat, baik, dan emang serius dengan sebuah hubungan itu nggak akan pernah ada maksud untuk merusak ceweknya.
  • Bodoh itu disaat gue ngejar2 lo, tp lo sia2in gue gitu aja. Giliran gue udah sm yg lain, lo baru nyadar kalo gue emg orang yg tepat buat lo.
  • Disaat lo mau jadi orang lain, ada banyak orang yg mau jadi lo. Lo luar biasa, dengan cara lo sendiri. :)
  • Cewek yg malem minggunya dirumah itu lebih cantik, kece & gemesin apalagi sm keluarga atau temen. Daripada cewek yg keluar malem gak jelas.
  • Nyaman adalah segalanya. Tampang, materi, ataupun yg lainnya bakal kalah kalo dlm hubungan itu udh ada rasa nyaman. Apalagi kalo nyaman bgt.
  • Kamu disakitin? Tenang, anggap aja itu adalah pemanasan sblm kamu menyambut kebahagiaan yg sudah diatur oleh Tuhan. Tetaplah jadi org baik.
  • Selagi aku masih berjuang, tolong jangan di abaikan. Jika aku sudah lelah berjuang dan pergi, kamu yg nanti akan menyesal. Lihat saja. :)
  • selingkuh itu gampang loh.. tp apa lw ga mau coba suatu yang lebih menantang?!! seperti SETIA 
ok lah segitu aja yang ane pos di sini. moga banyak manfaatnya ya.. salam dunia kamera...
beautiful place, beautiful moment, beautiful picture...

Rabu, 24 Juli 2013

MERAWAT DAN MENGHINDARI KERUSAKAN PADA KAMERA DSLR

Merawat kamera agar tidak mengalami kerusakan adalah hal penting yang harus diperhatikan tuh untuk kita sebagai pemilik. "jujur aje saya udah anggap kamera saya sebagai pacar ke 2 setelah motor hahah" oya dalam merawat kamera ada 4 komponen yang penting sekali dari kamera yang sangat sangat perlu kalian perhatikan. yaitu Lensa, Batrai, Bodi Kamera, dan Kartu Memori Kamera. oleh karena itu saya akan menjabarkan 1 per 1 cara perawatan kamera dari beberapa bagian kamera.

1. CARA MERAWAT LENSA KAMERA

  • Jangan menyentuh bagan optik lensa dengan jari.
  • Pasang selalu filter pelndungnya atau gunakan langsung lensa hood.
  • Pasang selalututup lensanya ya bro sis. apa lag jika sedang tidak untuk memfoto, hal ini agar resiko debu menempel di kamera berkurang.
  • jika ingin membersihkan lensa, gunakan Blower > lens brush > lens cloth jika ada bekas jari yang menempel.

2. CARA MERAWAT BATERAI KAMERA
  • Jangan men-charge baterai terlalu lama. jika indikator batrai telah penuh, segera cabut batrai dari charger.
  • Usahakan selalu men-Charge baterai dengan penuh. jika belum penuh di usahakan jangan di cabut bro. karena bisa mengakibatkan batrai drop.
  • Jika kamera tidak di gunakan dalam waktu yang cukup lama, ada baiknya nih batrai kita lepas aja dari kamera.
  • nah ini nih,, buat kalan yang beli kamera dengan sangat memaksa dan lebih banyak menggunakan part yang tidak original, hal itu bisa membuat umur kamera kita pendek. terutama di batrai, karena VOLTAGE dari batai tersebut tidak cocok dengan kamera, jika di gunakan dalam waktu yang sangat lama. perbedaan Voltage tersebut bisa membuat fungsi fungsi kamera terganggu, bahkan bisa membuat kamera tidak berfungsi kembali.
 3. CARA MERAWAT BODI KAMERA
  • Saat kita ingin membersihkan bagian luar kamera, gunakan selalu menggunakan kain yang lembut supaya tidak menggores body kamera.
  • Jika debu masih menempel pada bagian sulit di jangkau dengan kan, ada baiknya gunakan blower untuk menyemprot debu tersebut.
  • Saat ingin membersihkan bagian sensor dengan blower jangan lupa untuk menutup atau me-lock up mirror ke atas.
  • Lapisi LCD dengan pelindung seperti screen guard.
  


4. Cara merawat kartu Memori kamera
  • Biasakan selalu menyimpan kartu memori dalam casing yang di sertakan dalam pembelian, hal ini untuk mengurang kartu memori dari debu.
  • Jauhkan memori dari benda yang mengandung medan magnet.

Untuk di ingat bro n sis perawatan dan penggunaan yang tidak baik pada kamera selain membuat rusak kamera tersebut juga bisa membuat hasil kamera tersebut akan tidak optimal. hal ini bisa terjadi jika anda dengan sembrono memasang lensa hingga sensore kamera terkena debu. maka ketika melakukan pemotretan, maka hasil foto akan nampak terkena noda seperti jamur, dan  ini contoh fotonya.
sangat mengganggu kualitas foto kan..

oya nih untuk menghindari kamera dari kerusakan, penyimpanan yang baik juga merupakan hal terpenting, benda yang kuat dan di lapisi busa lembut. contoh plat besi atau fiber berfungsi untuk menahan kamera dari benturan, sedangkan busa menghindari kamera dari goresan. selain itu jangan meletakan benda di dekat benda yang mengandung jamur. jaga pula agar kamera tidak di letakan dalam tempat yang lembab. sebisa mungkin nh jika anda sudah selesai menggunakan kamera bersihkan dahulu dan simpan di tas penyimpanan kamera khusus.

semoga bermanfaat ya artikel saya ini. karena ilmu dan pengalaman itu bukan untuk kita sendiri, tapi berguna untuk orang lain. ok selamat hunting ya bro sis

Blower


 Lens Brush


Lens Cloth

Sabtu, 29 Juni 2013

SEGITIGA UTAMA DALAM DUNIA FOTOGRAFI

Segitiga utama dalam fotografi itu ada 3. ke tiga hal ini sangat penting sekali loh untuk bro n sis yang ingin tau dasr dalam mempelajari dunia fotografi, jangan sampai kita punya kamera SLR tapi kita hanya asal memakainya,, kalo istilah saya itu namanya ASTRA alias ASal TeRAng, hahahaah.
apa si ke3 segitga utamma itu?!
1. Aperture
2. Shutter Speed
3. ISO
yuk kita bahas 1 per 1 apa kegunaan dari masing masing segitiga utama tersebut.

1. Aperture
Aperture adalah  tingkat bukaan lensa yang mengakomodasi cahaya yang masuk kedalam sensor kamera.
Penggunaan apature besar {nilai F kecil} bisa di gunakan untuk memotret objek dengan kondisi:
@. Untuk memotret minim cahaya sehingga kecepatan rana yang dihasilkan akan sangat rendah.
@. Untuk memperolah Depth of Field yang sempit, sehingga subjek foto tajam tapi latar belakang    menjadi Blur/kabur.
Penggunaan aperture Kecil { Nilai F besar} sering kali di gunakan pada kondisi.
@. Untuk memotret objek dengan kondisi pencahayaan yang sangat terang.
@. Untuk menghasilkan Depth of field yang besar, sehingga seluruh element di dalam frame terlihat tajam.

contoh foto dengan {Nilai F Kecil}
 
 Kamera canon 1100D Aperture f/4.5, Shutter Speed 1/60 s, ISO 200.

contoh dengan {Nilai F Besar}
 Kamera Canon 1100D Aperture f/18, shutter Speed 1/30 s, ISO 400.

ok postingnya bersambung ya. berhubung saya ngepost saat jam makan siang. selanjutnya saya akan menjelaskan tentang Shutter Speed dan ISO :-D

Rabu, 26 Juni 2013

WELCOME TEVEZ..

Carlitos atau yang akrab di sebut Tevez, pemain argentina yang sebelumnya bermain untuk Manc City, sekarang telah berpindah tim ke Juventus FC, banyak Pro dan Kontra dengan kedatangan pemain ini?? kenapa!! yah karna no punggung yang akan dia gunakan. yupz no 10 sebuah no yang biasanya di pakai oleh pemain juventus yang begitu loyalitas dan mampu menjadi jendral di lapangan.
sebenarnya buat saya sendiri permasalahan no punggung 10 itu bukan masalah. karena belum terlihat peforma dan kontribusi tevez untuk juventus kita. kalaupun bagus yang kontra pasti akan pro,, kalau buruk sudah pasti si tevez akan jadi penghangat bangku cadangan atau bahkan akan menjadi pemain yang akan di jual. Yah bagai manapun yang terbaiklah yang kita doakan buat Tim kesayangan kita Juventus. moga musim 2013-2014 juventus bisa mendapat lebih dari 1 gelar atau treble semoga.
FORZA JUVENTUS
FINO ALA FINE JUVE

 

Sabtu, 22 Juni 2013

TOLONG DAMAILAH SEPAKBOLA INDONESIA KU

Sabtu sore, 22 Juni 2013. Sebuah ritual hendak saya jalani. Kopi sudah diseduh. Kacang tanah sudah matang direbus. Tetapi kabar tak enak datang berembus.
“Bus pemain Persib dilemparin suporter Persija. Kacanya pecah. Sepakbola kita makin gila!!!” sebuah pesan pendek masuk ke ponsel saya. Dari seorang kawan yang kebetulan sedang melintas di dekat lokasi kejadian.
Menurut informasi pihak kepolisian yang saya baca di laman maya, bus rombongan pemain Persib Bandung dilempari oleh sejumlah orang ketika baru saja meninggalkan hotel tempat mereka menginap di kawasan Jalan Gatot Subroto. Penyerangan itu memaksa mereka untuk meninggalkan Jakarta saat itu juga.
Saya pun membalas pesan berisi tiga kalimat itu singkat, “Sinting!”
Ritual saya batal. Ritual menonton pertandingan sepakbola di setiap Sabtu sore gagal. Partai klasik Persija Jakarta melawan Persib Bandung yang saya tunggu-tunggu hanya menyisakan rasa kesal. Sebab di televisi yang sedianya akan menyiarkan pertandingan tersebut diumumkan bahwa Persib urung datang ke Stadion Gelora Bung Karno.
Saya bukan pendukung Persija kendati lahir dan tinggal di Jakarta. Saya pun tak pernah menjadi suporter Persib Bandung bukan lantaran pernah gagal menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di sana. Saya adalah pendukung sepakbola Indonesia. Titik.
Maka saya pun kerap meradang jika ada orang-orang yang mengganggu perkembangan sepakbola Indonesia. Pengurus, pemain, suporter, siapapun mereka. Sepakbola kita tak maju-maju. Bisanya ya cuma begitu. Melempar batu kepada para seteru.
Pasti akan ada aksi pembalasan dari mereka yang mengaku suporter Persib kepada orang-orang Jakarta yang sedang sekedar plesir di Bandung, pikir saya. Seperti yang sudah-sudah. Seperti yang selalu begitu. Beberapa jam kemudian apa yang saya pikirkan terjadi.
Saya membaca berita di sebuah situs pemberitaan. Sebuah mobil berplat B dirusak massa di Bandung. Pemiliknya seorang penyanyi asal Bandung yang sedang berkendara bersama anaknya yang baru berusia 4 tahun.
Ketika kita baru bisa melempar batu, tim nasional sepakbola Tahiti sudah bisa menjadi Juara Oceania dan berlaga di Piala Konfederasi Brasil 2013.
Ketika kita baru bisa melempar batu, suara nyinyir lebih lantang dari prestasi. Ramai-ramai Tahiti di-bully di media sosial seperti merajam orang sundal. Sepakbola di Kepulauan Pasifik dituding tak laik bertarung sejajar dengan negara-negara sepakbola. Para pelempar batu lupa, Tahiti justru belajar di laga-laga besar. Kekalahan telak dari Nigeria 1-6 dan Spanyol 0-10 terjadi karena mereka telah punya prestasi.
Tahiti memang kalah kelas dari Nigeria, bahkan kalah lima kelas dari Spanyol tetapi mereka telah menyusun bebatuan untuk menguatkan fondasi sepakbola ketimbang melemparkannya kepada lawan. Bahkan, para pelempar batu juga lupa bahwa Tahiti memiliki peringkat lebih baik dari tim nasional kita dalam daftar milik FIFA.
Ketika kita baru bisa melempar batu, jangan-jangan kita memang masih hidup di jaman batu.
Ah! Sinting!

Selasa, 18 Juni 2013

Paul Cumming!! NYATA Kecintaan terhadap Sepak Bola Tanpa Syarat {PART END}

"Trims banyak. 99,9% orang di Indonesia sangat baik dan ramah. Mungkin saya hanya unlucky saja."

Kalimat di atas diucapkan Paul Cumming -- lengkapnya Paul Anthony Cumming -- melalui akun twitter-nya [@papuansoccer]. Kalimat itu merupakan jawaban terhadap mention seseorang yang mengatakan dirinya baru sadar kenapa sepakbola Indonesia tidak kunjung berprestasi setelah membaca feature tentang Paul yang saya tulis untuk subkanal About the Game di detiksport ini.

Lihatlah, dia bahkan tetap mengatakan sesuatu yang positif tentang negeri ini setelah serangkaian pengalaman pahit berinteraksi dengan sepakbola dan orang-orang Indonesia. Apa yang bisa kita katakan kepada orang seperti Paul ini? Orang yang bodoh? Lugu? Naif? Entahlah.

Mungkin ini yang disebut "cinta tanpa syarat". Lelaki kelahiran 8 Agustus 1947 ini memang mencintai Indonesia dengan segala keindahan dan kebrengsekannya.

Andai Paul masih menjadi warga negara Inggris, di usianya yang sudah menginjak 66 tahun ini dia akan bisa menikmati akhir pekan yang manis. Jika masih jadi warga negara Inggris, dia bisa menikmati tunjangan masa tua dari pemerintah sebesar 50 poundsterling per minggu. Dengan nilai tukar sekarang, angka itu sekitar 3 juta rupiah per bulan. Jumlah itu belum ditambah dengan biaya transportasi dan kesehatan yang gratis serta mendapatkan tunjangan khusus untuk biaya rumah.

Dan itu semua bisa diperolehnya dengan cuma-cuma di masa tua, sebagaimana para pembayar pajak lainnya jika sudah memasuki usia lanjut. Bandingkan dengan 650 ribu yang diperolehnya dari usaha menyewakan play station.

Dan yang pasti, Paul bisa berjalan-jalan keliling London, menonton pertandingan Liga Inggris secara langsung di stadion, atau sesekali pergi ke Anfield untuk menonton kesebelasan Liverpool yang sangat dia sukai. Bukan seperti sekarang yang hanya menonton Liverpool melawan Chelsea pada kompetisi game Winning Eleven di ruangan 2 x 3 meter di belakang rumahnya.

Dia sendiri bukannya tak ingin untuk sesekali pulang ke Inggris, sekadar menjumpai handai taulannya yang masih hidup. Tapi nyaris mustahil dia pergi ke Inggris. Jangankan untuk berangkat ke sana, untuk sekadar berbicara dengan saudara lewat telepon pun Paul tak sanggup. Hingga hari ini, sudah hampir 38 tahun ia tak kembali ke Inggris.

Ia pernah dijanjikan tiket pulang saat menukangi PSBL Bandar Lampung. Hanya saja, tiket kepulangan itu bukan tiket pulang pergi ke London, tapi pulang pergi ke Pantai Ringgung, salah satu pantai di Lampung yang memang jadi kediamannya selama di Lampung.

Satu-satunya penyesalan untuk kegagalannya menengok Inggris adalah tak sempat lagi bertemu ibundanya. Dia mengaku tak pernah menceritakan segala hal pahit yang ia alami di Indonesia pada sang ibu. Paul cemas itu akan membuat ibunya sedih. Kepada sang ibu, dia hanya mengisahkan cerita-cerita bagus tentang pengalamannya di Indonesia.

Dan untuk satu hal ini, untuk urusan dengan sang ibu, Paul tak tahan untuk tidak meneteskan air mata. Saya melihat matanya berkaca-kaca ketika mengisahkan bagaimana inginnya dia mengirimkan kado ulang tahun saat ibunya merayakan hari kelahirannya yang ke-79. Paul sudah membeli taplak meja khas Indonesia untuk ibunya. Tapi kado itu urung dia kirimkan. Harga pengiriman paketnya tak sanggup dibayarnya. Sampai saat ibunya wafat pada 2011 silam, tak sekali pun Paul bisa melihat ibunya lagi.

Apakah Paul menyesal? Sama sekali tidak. Dengan nada yang mencoba meyakinkan saya, dia mantap berkata: "Meskipun kondisi saya seperti ini, saya tak pernah menyesal jadi WNI."

Jika pun masih ada hasrat yang tersisa, dia masih memendam keinginan untuk menengok kembali tanah kelahirannya, setidaknya satu kali saja, sebelum dia menutup mata untuk selama-lamanya.



**

Saya pribadi tak ada maksud jauh-jauh mendatangi Paul di Lereng Semeru untuk kembali mengungkit-ngungkit kesedihannya itu. Tujuan saya mulanya untuk mangajaknya berbicara dan mengenang sepakbola Indonesia di dekade 1980-1990an. Saya harap, dengan berbincang bersama orang bule, kami bisa bicara-bicara secara lebih terbuka.

Saya memang mendapatkan cerita-cerita mengenai sepakbola Indonesia di masa lalu, tetapi hanya sedikit. Saya lupa dengan tujuan saya -- terutama setelah melihat sendiri berlangsungnya sebuah adegan tak lama setelah saya sampai di kediamannya.

Saat saya masuk, ternyata di dalam ada tamu. Saya diam menyimak pembicaraan-pembicaraan yang ada. Tamu tersebut ternyata sekretaris notaris yang menguruskan administasi surat-surat tanah Paul. Perhatian saya mulai tertarik ketika melihat respons serta gesture Paul saat mengetahui berapa nominal pajak yang meski ia bayar.

"Dua juta yah?" katanya sembari memijat-mijat keningnya. "Sekarang sayangnya saya tidak punya uang. Nanti akhir bulan saya punya, tapi hanya 650 ribu dari hasil rental PS, bagaimana?" katanya lagi.

Saya langsung mengabarkan apa yang saya alami pada editor saya di Bandung. Alhasil misi pun berubah. Editor saya meminta untuk menggali kisah-kisah Paul dengan lebih detil, bukan untuk menguak-nguak cerita sedih, tapi terutama untuk memotret bagaimana seorang "perantau sepakbola" sepertinya punya daya tahan yang luar biasa menghadapi deraan persoalan hidup yang seakan tiada putus.

Kisah-kisah sedih Paul memang bukan hal baru di telinga para penggemar sepakbola Indonesia. Beberapa media besar seperti koran Tempo, Kompas, majalah Kartini dan media-media lain, baik cetak maupun elektronik pernah mengangkat kisah hidupnya.

Saat kisahnya diangkat ke majalah Kartini tahun 2001 silam, banyak orang yang ingin ingin menyalurkan bantuan dan meminta nomor rekeningnya. "Saya tolak permintaan itu, saya bukan tipikal orang yang dengan mudah menerima bantuan orang lain selama saya mampu berusaha," katanya.

Prinsipnya itu dilakukan hingga sekarang, sedikit oleh-oleh yang saya berikan menjelang kepulangan pun enggan ia terima. Setelah saya paksa dan "ancam" baru ia mau menerimanya.

Dia punya rasa hormat yang sangat tinggi terhadap dirinya sendiri, sama tingginya dengan rasa hormat yang ia punya terhadap negeri ini dan orang-orangnya. Saya kira, itulah sebabnya dia masih bisa mengatakan "99,9% orang Indonesia itu sangat baik dan ramah, saya mungkin hanya unlucky saja".

**

Setelah feature saya beredar di dunia maya, malamnya saya terkejut mendapatkan telepon dari nomor tak dikenal. Setelah diangkat suaranya pun samar-samar tak jelas, selain karena sinyal yang menjemukkan, intonasi dan logatnya pun aneh. Ternyata dia Paul Cumming. Alamak, saya lupa menyimpan nomornya.

Dalam perbincangan yang singkat itu, Paul berterima kasih dan senang dengan respons masyarakat Indonesia terhadap dirinya. Saya sedikit tertawa ketika dia mengeluhkan ada salah satu tulisan di kolom komentar yang bernada sinis kepadanya. Tetapi ia tak marah. "Komentar semuanya bagus," katanya dengan logat bahasa Inggris yang masih teramat kental.

Paul memang masih bisa mengakses internet. Selama ini hanya akses internetlah yang menghubungkan Paul ke dunia luar. Saling bertukar email dengan saudara dan mantan rekan yang menggeluti dunia sepakbola. Internet itu diaksesnya lewat laptop usang dan sebuah modem yang sinyalnya datangnya tidak bisa diduga-duga. Kadang dapat, kadang tidak.

Laptop itu ia beli 2010 silam semasa jadi Pelatih Persewon Wondama. Saya masih ingat debu yang melekat di atas keyboard laptopnya itu tebalnya bukan main, menandakan barang itu memang akhir-akhir ini jarang dipakai dan dibersihkan. Uang dari rentalan PS selalu ia sisihkan untuk membeli pulsa modem yang dipakainya secara selektif untuk menghemat pulsa.

Selain laptop, kekayaan lain yang dimiliki Paul adalah gunungan kliping-kliping surat kabar. Paul memang apik dalam menyimpan barang. Banyak artefak-artefak keren yang saya temukan di sana, mulai dari teamsheet final Persib Bandung versus Perseman Manokwari tahun 1986 hingga lampiran Match Day Program klub lokal Inggris tahun 1903.

Khusus kliping tentang dirinya sendiri ia menyimpan khusus. Entah mengapa, kliping-kliping yang selalu memberitakan dirinya selalu menyedihkan dari diminta deportasi oleh Solihin GP yang waktu itu menjabat Ketua Umum Persib tahun 1985 [saat itu Persib bertemu Perseman di final Divisi Utama Perserikatan] sampai penusukannya di Lampung 2001 silam.

Ada pelajaran hidup yang saya dapat dari Malang. Paul mengajarkan ketegaran dan kesabaran, ia bukan tipikal orang senang menyelesaikan masalah dengan kemarahan. Beberapa kali saya tertawa geli saat ia menceritakan bagaimana mantan-mantan asisten dan pemainnya bersikap yang membuat ia jengkel, mulai dari pengaturan skor, mabuk-mabukan, melakukan tindak kriminal hingga menghamili anak orang. Semua itu diceritakannya dengan jenaka tanpa ada dendam.

Humor seringkali menyelamatkan seseorang dari derita yang sebenarnya tak tertanggungkan. Paul tahu benar fungsi humor itu. Jika ada yang mengatakan bahwa humor paling berkualitas adalah humor yang sanggup menertawakan diri sendiri, Paul adalah masternya. Saat derita sudah tak lagi bisa ditolak, kenapa tidak sekalian saja menertawakannya jika dengan itu kita bisa bertahan lebih panjang -- setidaknya agar waras di kejiwaan?

Sepakbola adalah hidup Paul Cumming. Dia terdampar di Indonesia karena sepakbola, dan dia dikecewakan berkali-kali juga oleh sepakbola. Tapi sepakbola tak mungkin dia lupakan. Sepakbola sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya.

Dia kini tak bisa lagi melatih karena cedera tulang belakangnya membuatnya sangat berhati-hati agar tidak terjatuh lagi. Jika dia terjatuh, dia terancam bahaya yang bisa membuatnya sakit dan tak tersembuhkan, setidaknya demikian dokter berkata padanya.

Agar tetap terhubung dengan sepakbola, banyak cara dia lakukan. Membuka usaha rental play station adalah salah satu upaya Paul untuk tak terputus dengan sepakbola. Suara fiktif sorak-sorai penonton di game PS sepakbola akan selalu mengingatkannya pada sepakbola, pada lapangan hijau, dan tentu saja pada kehidupannya sendiri.

Di masa mudanya, semua uang saku yang ia punya bisa habis hanya untuk menonton pertandingan di hari Sabtu. When saturday comes bukan parafrase yang klise bagi Paul muda, itu parafrase sangat menyenangkan baginya.

Di masa tuanya sekarang, dia beruntung mempunyai match day programme yang meng-cover lebih dari 150 ribu pertandingan sepakbola sejak awal abad 20. Koleksinya itu membuatnya bisa mengakses starting-line up ribuan pertandingan, siapa yang cetak gol, menit berapa terjadinya gol, dan data-data teknis pertandingan lainnya.

Jika anda menelusuri ocehan Paul di twitter, beberapa hari lalu dia sempat merespons kicauan seseorang yang berkicau tentang Keith Kayamba Gumps. Paul merespons begini: "Saya punya matchday programme antara St. Kitts & Nevis lawan Oldham Athletic pada 24 Mei 1998. Keith Gumbs lahir 11/9/1972.

Bayangkanlah seorang tua menikmati pertandingan sepakbola melalui lembar-lembar data pertandingan, tanpa suara, tanpa gambar. Hanya teks-teks saja.

"Football means everything to me. Saya tidak bisa hidup tanpa sepakbola," kata Paul kepada saya melalui pesan pendek, tepat saat saya sedang menuliskan bagian penutup tulisan ini.

Paul memiliki mimpi lain, mimpi itu mungkin bisa saja terwujud di bulan Juli nanti. Mimpi itu adalah bertemu tim idola: Liverpool.

Meskipun tinggal di London, Paul amat mencintai Liverpool. Dia pernah hadir di stadion-stadion elite di Inggris. Di masa mudanya awayday adalah hal yang lazim saat ia mendukung tim lokal Hendon Aways, sebuah klub kecil di London. Sayangnya di masa-masa itu ia tak pernah sama sekali menyaksikan Liverpool berlaga secala langsung. Kendati begitu, kekagumannya pada Liverpool tetap terjaga baik-baik dalam ingatan masa mudanya, juga dalam kenangan masa tuanya.

Paul ingin sekali kembali ke Stadion Gelora Bung Karno saat Liverpool datang ke Indonesia Juli nanti. Ia tak berharap untuk duduk di tribun kehormatan atau VIP sama seperti saat dirinya bersama Adolf Kabo, Mathias Woof, Yohanes Sawor dll. menuai kejayaan Perseman Manokwari di tahun 1985-1986.

Baginya duduk di kursi termurah pun sudah sangat sangat bersyukur. Tapi ia sudah putus asa, pesimis mimpinya tersebut tak akan terlaksana. "Keinginan pasti ada, tapi dengan kondisi seperti ini, saya tak bisa. Tak punya uang. Saya nonton dari televisi saja," lanjutnya sembari tersenyum, dengan bola mata yang agak membesar memancarkan kejenakaan yang agak pahit.

Saat itu juga saya kembali mengontak editor saya di Bandung. Lewat pesan pendek, saya ceritakan mimpi Paul untuk menonton Liverpool. Kesal rasanya menyadari editor saya tak segera membalas. Sampai balasan yang saya tunggu pun datang. Editor saya membalas: "Ok, jangan khawatir. Sampaikan pada Paul, dia bisa pergi ke GBK nonton Liverpool. Kita berangkat sama-sama ke Jakarta dari Bandung nanti. Teknis kita atur kemudian."

Belakangan saya tahu, kenapa editor saya lama membalas pesan saya. Rupanya, dia berdiskusi dengan rekan kami lainnya, editor lain, perihal kemungkinan meminta Paul menulis artikel secara rutin untuk Pandit Football. Menilik kecenderungan Paul yang enggan merepotkan orang lain, memintanya menulis artikel adalah pilihan yang sepertinya akan jadi opsi yang terhormat untuknya.

Saya segera menyampaikan permintaan editor itu kepada Paul. Dia menyambut hangat permintaan itu. Saya katakan padanya dia bisa menulis apa saja: pengalaman-pengalamannya, tentang taktik sepakbola, tips-tips bermain bola atau soccer clinic, atau esai-esai lepas yang bisa mengakomodasi pikiran-pikirannya tentang sepakbola. Apapun itu.

Setelah feature pertama tentang Paul itu tayang di subkanal About the Game ini, saya menagih artikel pertama yang ditulisnya. Dia minta maaf karena belum bisa menyelesaikan tulisan. Katanya: "Maaf, saya sudah 5 malam tidak tidur gara-gara jaga play station. Saya coba besok kalau malam ini bisa tidur. Hehehe …."

Saya merasa bersalah dan sepertinya akan kesulitan menguatkan perasaan saya sendiri jika harus menagih artikel kembali. Tapi tulisan "hehehe…" di belakang permintaan maafnya itu menguatkan saya. Saya membayangkan, Paul mengatakan itu tidak dengan wajah muram, tapi sembari tersenyum, dengan bola mata bulat yang memancarkan cahaya terang yang menandakan dia masih hidup, akan tetap hidup, setidaknya mencoba sekuatnya terus bertahan hidup!

You’ll never walk alone, Paul!

Paul Cumming!! NYATA Kecintaan terhadap Sepak Bola Tanpa Syarat {PART 3}

Usai dipecat dan dirugikan secara sepihak oleh manajemen Persiwon Wondana, Paul Cumming nyaris tak punya kegiatan, pekerjaan dan penghasilan. Rumahnya di Lereng Semeru sejak 2011 pun bukan miliknya, melainkan investasi sang kakak, Rosalind Cumming -- seorang pelukis yang cukup punya nama di Shrospire, satu daerah di bagian barat Inggris.

Tragisnya, saat proses membangun rumah itu, ia kembali dan lagi-lagi kena tipu. Harga tanah yang seharusnya Rp 40 juta malah ia beli dengan Rp 160 juta, harga yang mahal bagi sebuah tanah yang jauh dari keramaian di tengah desa. Tak hanya itu, bangunan yang mestinya awet dan kuat, dalam beberapa bulan malah sudah retak-retak.

Ia merasa dijahili habis-habisan para pekerja tukang bangunan yang bekerja untuknya. Dana Rp 400 juta yang ia keluarkan, tak sebanding dengan kondisi bangunan yang ditaksir hanya sekitar sepertiganya. Pondasi bangunan dibangun tanpa komposisi semen yang pas, arsitekturnya pun asal-asalan. Beberapa tembok malah miring. Alhasil, penghasilannya yang tak seberapa itu ia habiskan untuk memperbaiki rumah.

Tapi Paul tak mau berdiam diri. Ia merasa malu juga hanya mengandalkan sang istri yang banting tulang sebagai guru dengan gaji yang tak seberapa. Mustahil berpangku tangan. Musykil untuk menyerah. Maka ia memutar otaknya untuk bertahan.

Karena itu, dengan modal seadanya yang ia dapat dari sang kakak di London, pada bagian belakang rumahnya ia membuka usaha rental Play Station. Banyaknya unit mencapai 7 mesin. Tarif yang ia patok Rp 2.000/jam. Seberapa menguntungkan sih bisnis seperti ini? Ya "receh" saja. Per bulan ia hanya bisa meraup omzet kotor kisaran Rp 600 ribu - 1 juta. Hasil itu harus dipotong dengan biaya listrik dan gaji anak tetangga berusia 14 tahun yang membantunya menjaga rental.

Anak itu bernama Fikri. Saat ini dialah asisten Paul. Per hari ia dibayar Rp 15 ribu untuk mengurusi rental PS dan membantu Paul. Omzet yang ia dapat setiap bulan jarang masuk kantong pribadi, lebih sering untuk membayar listrik, gaji fikri maupun servis stik PS yang sering rusak.

Berbagai macam upaya ia lakukan untuk menambah uang. Meja foosball usang yang ia punya, disewakan dengan harga seribu perak setengah jam. Banyak anak-anak yang pakai, tapi seringnya dipakai tanpa bayar.

Di belakang rumahnya, ia pun memiliki kolam renang sederhana, airnya diambil dari PAM Desa. Untuk memenuhi kolam itu dengan air PAM Desa, Paul harus menunggu sampai 7 hari 7 malam.

Sebulan kolam itu efektif dipakai paling hanya 20 hari, 3 hari sisanya dipakai Paul seorang diri untuk menyikat dan mengurasnya. Maklum, air desa sering berlumut dan berdaki. Untuk berenang di sana, ia mematok tiket Rp 1.000 sekali masuk. Paul sebenarnya ingin menaikkan harga itu dari jadi Rp 2.000, tetapi ia merasa berat.

Dalam suatu adegan yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, Paul mengutarakan keinginannya itu kepada anak-anak yang mampir ke rumahnya. "Gimana kalau dinaikkan jadi dua ribu, masih mau gak?" Tanya paul. "Gak Om, mahal," jawab sang bocah.

"Tuh, kan, lihat, mereka gak mau saya naikkan jadi dua ribu. Mereka pernah bilang ke saya, jika dinaikkan dua ribu, mereka lebih memilih berenang di sungai daripada di sini," ucapnya sembari mengangkat kedua tangannya.

Tahukah anda penghasilan yang diterima Paul dari usaha kolam renang dan foosball-nya itu? Hanya Rp 25 ribu/bulan yang masuk dompet.

Play Station yang jadi sandaran hidup

Malam itu waktu menunjukan pukul 21.00 WIB, di luar sudah sangat sepi, hanya terdengar suara jangkrik. Mata Paul sayup-sayup tak kuat menahan rasa kantuk. Tapi ia tampak gelisah tak karuan. Sebabnya, dua gerombolan remaja datang secara bergantian untuk menyewa Play Station untuk dibawa pulang ke rumah. Tarif yang dipatok Paul untuk menyewa seharian adalah Rp 20 ribu/hari.

Tetapi malam itu Paul mencium gelagat tak mengenakan. Ciri-ciri pelanggannya itu sama seperti berita di koran lokal belum lama ini, yang memberitakan beberapa anak SMP yang di-drop out gara-gara ketangkap mencuri PS di Tumpang, 8 km dari rumahnya.

Setelah diusir secara halus, ia takut gerombolan itu kembali. Karenanya ia tak bisa tidur. Play Station miliknya itu kini jadi jimat yang amat berharga baginya. Kendati hasilnya tak seberapa, tapi mesin-mesin buatan Jepang itu adalah penyambung hidup di masa senja. Ia tak ingin PS-nya kembali dicuri orang.

Sejak memulai usaha, sebenarnya ia memiliki 10 buat Play Station, namun tiga bulan lalu Paul kecurian, dua mesinnya raib dirampok maling. Yang lebih getir, yang mencuri adalah anak kampung yang dipercayakan menjadi pembantunya menjaga rental PS. Sedangkan satu mesinnya lagi disewa orang tapi tak pernah dikembalikan hingga sekarang.

Tinggal di Malang, Paul selalu bernasib malang. Sama seperti dulu, hidupnya tetap saja tak lepas dari ditipu, dijahili dan dizalimi. Sering pelanggan rental PS nya kabur dan tak bayar. Sering pula ia kena SMS teror dari warga sekitar. Propaganda guru ngaji di kampung, sempat membuat usahanya nyaris gulung tikar.

"Guru ngajinya pernah bilang ke anak- anak di sini, orang yang main PS tak akan masuk surga. Gara-gara ucapan itu anak-anak kecil di sini takut dan gak mau main PS lagi," katanya.

Kejahatan dibalas dengan senyuman

Usaha lain tak letih-letihnya dilakoni Paul untuk bertahan hidup. Ia pun sempat bertani dengan menanam pohon jeruk di kebun belakang rumahnya. Ada 100 pohon, biaya perawatannya mencapai 2 juta rupiah. Hasil panen yang didapatkan hanya 450 ribu. Sialnya lagi, Paul ditipu oleh petani lokal yang mem-blow-up biaya perawatan menjadi berkali-kali lipat.

Kini pohon jeruk itu masih tertanam di sana, dibiarkan tumbuh liar. Terkadang Paul kesal jeruk-jeruknya yang tak terawat itu hilang dicuri orang.

"Kurang ajar juga anak-anak itu, meskipun sudah dipagar tetap saja mereka mencuri," geramnya.

Di dusun itu terkadang Paul memang tak dihargai. Kerap diledek dan dibentak anak-anak desa yang jadi pelangganya. Hanya saja semua itu dibalas kakek tua itu dengan senyuman lebar yang jadi ciri khasnya. "Pelanggan adalah raja," tuturnya singkat.

Anak-anak itu mungkin tak tahu siapa yang ada di depannya itu. Sesosok pelatih asing yang lebih berjiwa nasionalis ketimbang orang Indonesia itu sendiri. Ia rela tinggal di pedalaman hutan serta pesisir Papua dan Sumatra hanya untuk mengembangkan sepakbola. Ironisnya, selama itu juga ia terkena penyakit malaria hingga 14 kali: 4 kali malaria tropika, 10 kali malaria tessiana.

Takut melatih lagi karena penyakit

Sudah menjadi tekadnya, Paul enggan melatih klub-klub besar di tanah jawa. Ia mengaku lebih bersemangat membesarkan klub-klub kecil yang belum dikenal orang macam Perseman Manokwari dan PSBL Bandar Lampung. Tawaran dari Persib Bandung dan Persebaya pernah ditampiknya dengan alasan idealismenya itu.

Tapi kini idealisme itu kini hanya jadi cerita. Toh ia enggan kembali menjadi pelatih sepakbola. Oleh dokter ia diagnosa menderita penyakit spondilosis [sejenis penyakit rematik yang menyerang tulang belakang].

"Dokter bilang ke saya gak boleh terjatuh atau terpeleset, sekali itu terjadi saya gak akan bangun lagi. Saya jadi kepikiran terus, saya jadi trauma untuk kembali melatih sepakbola takut terpeleset saat latihan," ujarnya.

Tragis memang. Saat ini ia pun menderita penyakit lain. Keningnya terluka dan terus menerus mengeluarkan darah. Kondisi ini sudah terjadi setahun lamanya. Plester dan perban selalu terpampang saat Paul berkaca. Darahnya memang sulit membeku, tapi itu bukan penyakit gula. Entah apa nama penyakit itu dan sampai sekarang luka ini tak sembuh karena Paul memang tak mampu ke dokter untuk memeriksanya. Keuangannya yang pas-pasan jadi penyebabnya.

Untuk berobat ke Kota Malang, setidaknya ia perlu biaya dokter yang mahal serta ongkos Rp 250 ribu untuk menyewa mobil. Paul memang sudah tak kuat lagi naik motor dan angkutan umum. Satu-satunya transportasi hanyalah menyewa mobil.

"Saya tak punya uang untuk sewa mobil dan berobat, kalau ke Kota Malang saya harus sewa mobil ke tetangga 250 ribu, saya gak kuat bayarnya," katanya sembari mengerut.

Paul Cumming!! NYATA Kecintaan terhadap Sepak Bola Tanpa Syarat {PART 2}

Usai terkatung-katung selama tinggal di Papua, Paul Cumming akhirnya menemukan tempat berkarier baru. Adalah Tony Betay yang membawanya untuk menangani PSBL Bandar Lampung. Gubernur Lampung saat itu, Poedjono Pranyoto, yang memimpin Lampung selama 2 periode (1988-1993 dan 1993-1998) meminta Paul mengembangkan sepakbola di Lampung.

Paul dan Poedjono bukan kali itu baru saling kenal. Saat Paul membesut Perseman Manokwari, kebetulan waktu itu Poedjono menjabat sebagai wakil gubernur Irian Jaya. Di situlah awal perkenalan keduanya. Poedjono sedikit banyak mengerti bagaimana Paul mampu membangkitkan kesebelasan semenjana seperti Perseman. Untuk itulah, guna menghidupkan kembali PSBL, Paul diminta bekerja di Lampung.

Karenanya, selama tujuh tahun Paul membesut PSBL (1991-1998). Di saat prestasi PSBL mencapai titik puncak dengan mampu lolos ke babak 4 Besar Liga Indonesia di Senayan, krisis politik menimpa Indonesia dengan lengsernya rezim Orde Baru. Kerusuhan di Jakarta membuat kompetisi ditunda, tim yang sudah menginap di Jakarta pun terpaksa kembali pulang.

Selang beberapa bulan kemudian, efek domino krisis ekonomi nasional mulai berimbas pada klub. Demi alasan penghematan, Paul terpaksa dipensiunkan. Tahun 1998, usai pemecatan itu, ia pun kembali berjuang melawan tekanan ekonomi dan beralih haluan membuka usaha penyewaan perahu di Pantai Ringgung, Lampung Selatan.

Tragedi lain dalam kehidupan Paul pun kembali mengintai….

Perahu, kios kecil dan bulan-bulanan preman

Ia mempunyai 12 perahu atau sampan yang biasa disewakan kepada nelayan atau wisatawan. Tarif yang ia patok berkisar Rp10.000 – Rp 15.000 per hari. Ia juga memilki kios kecil di pinggir pantai. Dengan cekatan ia akan membuat kopi atau mie rebus bagi wisatawan yang memesan. Sayang, usahanya itu tidak berjalan memuaskan.

Selain sepi, ia pun kerap dipalak preman-preman. Dana setoran sewaan dan keutungan warung terpaksa ia serahkan kepada preman-preman. Terkadang ia sembunyi di kebun atau hutan selama berjam-jam, menunggu preman yang tak lelah mengganggunya itu pergi dari kiosnya.

Jika tak setor, Paul terus menerus diteror dan diganggu. Sebagai seorang pecinta hewan, banyak piaran ia punya mulai dari monyet, anjing, burung, domba hingga kucing. Tragisnya, hewan piarannya satu per satu mati diracun orang. Seekor domba jantan langka yang doyan makan kabel dan pernah membuat Lampung geger karena kebiasaannya itu pun mati diracun orang yang konon tak suka padanya.

Kriminalisasi memang sudah menjadi bagian dari hidup Paul. Bukan sekali dua perahunya dirusak dan dicuri orang. Sudah 12 kali perahunya hilang dan rumahnya kecurian. Entah siapa pelakunya.

"Saya juga heran, saya sangat dikenal di Lampung tapi kenapa mereka memperlakukan saya seperti ini?" keluhnya.

Petaka ditusuk preman

Puncak kesialan Paul terjadi 27 Juli 2001. Ketika itu dia berkunjung ke toko sembako 'Senang' di Bandar Lampung untuk membeli bahan pokok yang akan ia jual di pondok kecilnya. Kebetulan di toko itu ada 15 preman bersenjata samurai, golok dan pisau sedang memalak pemilik toko.

Tanpa sebab alasan, seseorang dari mereka mengejar Paul. Enam tusukan pisau ditancapkan ke punggungnya. Dengan luka berceceran Paul berusaha kabur dan langsung melapor ke kantor polisi. Bukan pertolongan yang ia dapat, pihakaparat malah memintanya terlebih dahulu membuat laporan bertele-tele, padahal kondisinya saat itu berlumuran darah. Sebuah kisah klasik polisi di Indonesia.

Beberapa lama kemudian, sang pelaku bernama Beny ditangkap. Belum lama luka tusukan itu terasa, keluarga Beny dan rekan-rekan premannya mendatangi Paul. Di bawah tekanan dan ancaman, secara terpaksa Paul memaafkan Beny dengan menandatangi surat damai di Polres Bandar Lampung. Alhasil hukuman Beny pun sangat ringan.

"Waktu itu di pengadilan sedang ada dua kasus persidangan, kasus penusukan saya dan kasus yang maling ayam. Yang kasus saya, Beny hanya dijatuhi hukuman 6 bulan, sedangkan yang maling ayam hukuman penjara 2 tahun," tuturnya sembari tersenyum.

Kepedihan selanjutnya

Tak tahan dengan situasi itu, akhir tahun 2001 Paul pergi ke Nabire, Papua. Saat di Papua ia memang memiliki rumah di sana. Alangkah kagetnya saat kembali ke Nabire tak ada yang tersisa dari rumah itu. Semua perabotan barang yang ia kumpulkan semasa berjuang mati-matian naik turun gunung, berlayar dari satu pulau ke pulau lain nyaris tak ada sisa. Tinggal atap dan tembok saja. Semua harta sudah ludes, apa yang ia miliki di Lampung sudah dijual demi merenovasi rumah di Nabire.

Tahun 2002, Perseman Manokwari kembali mengaetnya. Gajinya teramat kecil. "Tak apa kecil, yang penting ada uang buat makan," katanya. Sayang, lagi-lagi karir Paul tak lama. Semusim kemudian, dia tak lagi dipekerjakan Perseman.

Usai diberhentikan oleh Perseman 2003, kembali hidupnya menderita. Di tahun itu ia sempat sakit malaria, tak punya uang untuk ke dokter Paul pun merana di pondok kecilnya. Ia memang tinggal sendirian dan jauh dari keramaian, Sejak tinggal di Lampung ia memang senang menyendiri. Saat tingga di Nabire, tetangga terdekatnya paling banter 1 km. Dalam kondisi sakit malaria dan terasing, beruntung seseorang pengusaha Julius Permadi menjemputnya dan merawatnya hingga sembuh.

Setelah sehat, di tahun 2004, ia memutuskan sementara waktu untuk ikut sang Istri yang menjadi guru di Malang terlebih waktu itu Nabire dilanda gempa hebat, ia pun mengungsi. Tak menganggur lama, Paul diajak untuk melatih tim futsal Universitas Airlangga di Surabaya tahun 2005. Feedback yang dapatkan sangatlah kecil, Sebuah tempat tinggal dan Gaji bulanan 1 juta per bulan. "Tak ada pemasukan lain, semuanya diirit-irit," ungkapnya.

Setahun kemudian, PSBL kembali memanggilnya, ia pun kembali ke Lampung. Paul kali itu dijadikan alat politikus oleh calon yang hendak ingin maju jadi walikota Bandar Lampung. Jadi kendaaran politikus memang tak mengenakan. Setahun melatih PSBL ia sama sekali tak dibayar. Ada hikmah di balik musibah, Dewi fortuna mendatanginya, panggilan datang dari Bupati Teluk Wondama Papua Barat. Ia diminta mengembangkan sepakbola di kabupaten baru yang hanya berpenduduk 12.000 keluarga itu.

Diberi kepercayaan, semua hal ia curahkan. Mulai dari mendesain kostum, membelikan sepatu pemain, mengumpulkan suporter, hingga membenahi manajemen klub. "Di sana itu masyarakatnya tak begitu suka bola, tak ada pemain bagus dan lapangan yang layak," tuturnya.

Apa yang dilakukan membuahkan hasil, Persiwon yang biasa berkutat di Divisi III lolos ke tahapan selanjutnya. Berkat tangan dinginnya juga nama Patrich Wangai berhasil ditemukan. Bersama dengan Paul, Patrich berhasil membuat Persiwon lolos ke Divisi II, setahun berikutnya ke Divisi I. Tahun 2008, ia diminta untuk membesut tim PON Papua Barat di ajang PON Kaltim.

Tak mengecewakan, anak asuhnya bermain bagus. Sang juara Jawa Timur digebuk 2-0. Hanya saja, permainan kotor yang dilakukan DKI Jakarta membuat timnya kalah 2-0. Alhasil di laga penentuan, Jatim dan DKI bermain mata. Hasil imbang di antara keduanya cukup untuk membuat Papua Barat terhenti di babak 6 besar.

Usai gelaran PON berakhir, ia kembali ke Persiwon, sampai petaka tersebut terjadi. Gonjang-ganjing kepengurusan PSSI di Jakarta tahun 2010 membuat perjalanan kompetisi jadi tak menentu. Usai menjalani kompetisi divisi I di Banyuwangi, agar tak bolak-balik Papua-Jawa dan menghemat ongkos, tim melakukan latihan di Malang. Bulan demi bulan berlalu, sejak Desember 2010 hingga Agustus 2011 tim tetap kompak rutin latihan.

Hanya saja di penghujung bulan Agustus kabar tak enak itu tiba juga. Secara sepihak manajemen klub Persiwon memecat Paul. Kerugian finansial yang ia dapat tidaklah sedikit, selain gaji yang tak dibayar selama 10 bulan ia pun harus menalangi biaya akomodasi tim selama berbulan-bulan latihan di Malang.

"Uang saya tak diganti, mau gimana lagi. Kerugian saya mencapai puluhan juta. Uang segitu bagi saya sangatlah berarti, itu uang hasil nabung bertahun-tahun," keluhnya.

Stresnya kian bertambah setelah tahu untuk kedua kalinya, satu-satunya harta yaitu rumah di Nabire, rata dengan tanah. Lebih parah lagi, semua isi perabotan rumah, elektronik, parabola bahkan sampai kusen, pintu, jendela, dan atap aluminium ludes dijarah orang “Di sana sekarang sudah rata dengan tanah, karena besi-besi rangka pun dicuri membuat tembok jadi ambruk,” ucapnya dengan raut sedih

Paul Cumming!! NYATA Kecintaan terhadap Sepak Bola Tanpa Syarat {PART 1}

Rumahnya agak menjorok ke dalam Dusun Drigu, Desa Poncokusumo Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasi rumahnya terpencil dari peradaban manusia lainnya. Sunyi dan sepi.

Sesekali terdengar suara hiruk pikuk manusia dan lalu lalang kendaraan bermotor. Tetapi semua itu tenggelam dalam orkestra kodok dan jangkrik yang lebih kentara terdengar di luar.

Rumah sederhana itu sekelilingnya dipenuhi kebun yang rimbun: kebun apel, cabai, tomat, dan sayur-sayuran yang dipagari kawat dan kayu. Hanya ada satu jalan untuk mencapai rumah itu, melewati jalan tanah coklat setapak yang jarang diinjak manusia.

Bagi beberapa orang tempat ini membosankan, apalagi kalau malam. Di luar nyaris gelap gulita tak ada kerlap-kerlip lampu-lampu bohlam tetangga. Tapi jangan kaget bukan main alangkah indahnya suasana alam di pagi hari. Tepat di depan rumah, dengan sombong gunung Semeru kokoh tegak menantang.

Desa Poncokusumo memang daerah dingin di lereng Gunung Semeru, 30 Km dari Kota Malang. Udara bersih dan sejuk didapat secara gratis sepuasnya. Sesuatu hal yang langka bagi orang kota.

Beruntunglah Paul Cumming dapat menghabiskan massa tuanya di tempat itu. Tapi benarkah dia beruntung?



Ada yang masih ingat dengan Paul Cumming? Seseorang yang menjadi idola suporter klub Galatama asal Jakarta yaitu Indonesia Muda di tahun 1981 hingga 1983. Beberapa mengenangnya sebagai sosok pelatih asing kontroversial yang amat dicintai masyarakat Papua, namun dibenci suporter bola asal Jawa di pertengahan dekade 80an.

Permainan keras yang menjadi ciri khas Perseman Manokwari kala itu membuat anak asuh Paul dicaci habis-habisan baik oleh pengamat, media maupun penggila bola. Bergeming, Paul tetap melanggeng dengan polanya yang terkenal keras -- PSMS Medan pun bukan tandingannya.

Benar saja, usai menjadi juara Divisi I tahun 1983, Perseman menjadi kuda hitam baru di kompetisi perserikatan dengan menjadi tim terbaik nomor empat di tahun 1985, serta runner-up 1986 sebelum ditaklukan Persib Bandung 1-0 lewat gol tunggal Djadjang Nurdjaman di partai Grand Final.

Paul adalah pula legenda bagi masyarakat Bandar Lampung. Namanya melegenda tapi dia bukan tokoh fiksi. Paul adalah manusia nyata. Kesuksesannya menangani klub Papua membuat ia ditarik mantan gubernur Lampung, Poedjono Pranoto, untuk membesut PSBL Bandar Lampung. Sepakbola Lampung pun menuai kejayaan. Setelah selalu berkutat di Divisi II, Paul bisa membawa PSBL promosi ke Divisi I dan Divisi Utama. Pekerjaan yang tak mudah tentunya.

Usai dipensiunkan secara paksa dari PSBL akibat keuangan klub yang defisit, Paul terpaksa menganggur. Beruntung kemudian Perseman mengontaknya kembali. Sampai tahun 2011, Paul kembali menetap di Papua sembari sempat melatih tim PON Papua Barat dan Persiwon Wondama.

***

Di Indonesia, Paul adalah orang kedua yang dinaturalisasi akibat urusan sepakbola. Orang asing pertama yang menjadi WNI gara-gara sepakbola adalah Toni Pogacnik, eks Pelatih Timnas tahun 1950an. Dan orang kedua itu adalah Paul Cumming, seorang Londoners yang teramat cinta kepada Negeri Zamrud Khatulistiwa.

Di masa itu sangat langka pesepakbola atau pelatih asing yang ingin berganti kewarganegaraan menjadi WNI. Paul termasuk orang langka itu. Prosesnya tidak mudah dan berbelit-belit. Selain memakan waktu lama, besarnya kontribusi terhadap sepakbola Indonesia pun menjadi kewajiban utama lainnya bagi siapa pun yang ingin jadi WNI.

Proses Paul menjadi WNI tidaklah semudah yang diterima Sergio Van Dijk, Kim Jefrey Kurniawan atau pemain asing naturalisasi lainnya. Setelah menunggu waktu 19 tahun, pasca kedatangannya pertama kali ke Indonesia tahun 1980, akhirnya pada 10 November 1999, Pengadilan Negeri Bandar Lampung mengetok sah dirinya sebagai WNI. Beruntung nasib Paul tak setragis sang pendahulu Toni Pogacnik yang keburu meninggal sebelum dirinya disahkan sebagai WNI.

Paul adalah generasi awal pelatih asing yang berani membesut klub-klub sepakbola di Indonesia. Dia seangkatan bersama Marek Janota, Wiel Coerver dan Fred Corba. Mereka menjadi bagian dari kebangkitan kompetisi Galatama. Mereka pun jadi saksi, betapa Galatama porak-poranda akibat pengaturan skor ulah mafia judi bola.

Pengalaman pahit saat Berniaga di Pedalaman dan Pesisir Papua

Entah mengapa dia betah berlama-lama di Indonesia, toh secara financial kehidupan Paul biasa-biasa saja. Selama ini selalu ada persepsi bahwa orang asing yang tinggal di Indonesia adalah kaum borjuis berdompet tebal. Paul jauh dari anggapan seperti itu. Dia mungkin "pebola naturalisasi" paling malang di Indonesia. Dari dulu hingga sekarang, dompet cekak selalu ia rasakan.

Hidupnya selama Papua di awal tahun 1990an terkadang butuh perjuangan ekstra dan menderita. Untuk tetap bisa bertahan hidup, ia tinggal di daerah pedalaman dan berdagang sembako menggunakan perahu dari pulau ke pulau di Teluk Cendrawasih.

Sialnya, usahanya itu kena tipu orang. Karena terlalu percaya, ia serahkan semua perniagaan kepada anak buahnya. Sang anak buah berdusta mengatakan kepada dirinya kapal terbalik dan barang dagangan habis tercebur ke laut. Ia pun dinyatakan bangkrut total, karena harus membayari barang-barang jualannya yang belum dibayar. Tapi ia tak menyerah dan kembali meniti usaha perniagaan berjualan sembako ke daerah tambang-tambang.

Akan terasa "ngeh" melihat bule di pedalaman Papua untuk menyambung perut ia harus menaiki motor trail dengan barang bawaan sembako penuh. "Jalannya menanjak bukan main, untuk menempuh tambang saya harus berkendara 8 jam melewati hutan sembari bawa barang-barang digendong di belakang," ucapnya.

Baru beberapa bulan usahanya berjalan, Paul kembali terkena sial. Lagi-lagi ia kena tipu akibat bujuk rayu oknum warga yang meminta ia meninggalkan barang dagangannya di tambang. Ia pun hanya mengelus dada meratapi nasibnya itu.

Dan itu hanyalah satu dari belasan kisah tragis Paul yang akan terus berlanjut sampai hari ini.

Selasa, 11 Juni 2013

FAKTA FAKTA MENARIK

Berikut beberapa fakta yang mungkin anda tak kira,, bahkan saya yang membacanya pun antara percaya dan tidak percaya. dari pada saya gila sendirian mendingan kalian juga baca ya,, heheh

1. Hanya 1% dari populasi manusia di dunia yang bisa menjilat sikunya.

2. Daur ulang satu botol kaca = menghemat energi yang cukup untuk menonton TV selama 3 jam.

3. Otak menggunakan 20% dari energi tubuh.

4. Sebuah study mengatakan bahwa manusia yang tidur menggunakan banyak bantal biasanya cepat depresi.

5. Jeruk nipis memiliki sifat sangat asam sehingga dapat mematikan bakteri penyebab batuk.

6. Ada lebih dari 50,000 sel yang mati di kulit kita setiap menitnya.

7. Penciuman semut sama tajamnya dengan penciuman anjing.

8. Tertawa selama 15 menit dapat mebakar sekitar 40 kalori.

9. Ambergris (muntahan sperma ikan paus) telah ditambahkan ke rokok untuk rasa.

10.  Sekurang-kurangnya ada 5 orang di dunia yang menyayangi Anda dan sanggup mati karena Anda.

11. 

Minggu, 09 Juni 2013

Real Madrid Legenda vs Juventus Legenda - 9/6/2013

Buat kalian yang belum liat Pertandingan tadi malam antara Juventus Legend VS Real Madrid Legend bisa di sedot di bawah ini gan.. buat mengingat kembali memori juve jadul, ada Montero, Nedved, E. David, dll.. 



FUTBOL: Amistoso - Real Madrid Estrellas vs Juventus Estrellas - 9/6/2013

DESAS DESUS HIGUAIN

Juventus memang serius mengejar Gonzalo Higuain di musim panas ini. ya semoga bukan PHP nih,, Tapi mengenai kepastian apakah Higuain jadi dibeli menunggu El Real mengontrak pelatih barunya.

Higuain memang sudah mengumumkan akan pergi dari Madrid di bursa transfer. Juve langsung jadi kandidat terkuat untuk mendapatkan tanda tangan pemain Argentina itu mengingat mereka sedang mencari penyerang top guna memperkuat lini depan yang kita tau bersama musim kemarin lini depan juve sedikit tumpul, padahal lini tengah juve memiliki pirlo yang luar biasa assitnya.

Tapi Tak cuma Juve, klub-klub seperti Arsenal, Manchester City, Paris St Germain atau Liverpool juga tertarik mendatangkannya. Tapi Bianconeri jadi klub yang paling memperlihatkan keseriusannya dan sudah mengirim Direktur Umum, Beppe Marotta ke Madrid.

Tapi sayangnya negosiasi yang dilakukan Marotta buntu meski kedua belah pihak diklaim sudah sepakat di harga 22 juta euro. Masalah utamanya adalah Madrid kini belum punya pelatih baru pasca ditinggal Jose Mourinho.

Keputusan soal masa depan Higuain baru akan bisa diketahui setelah ada pengganti Mourinho, karena mungkin saja jasa penyerang 25 tahun itu masih dibutuhkan.

"Untuk saat ini Higuain tidak dijual karena Madrid menunggu hingga mereka memiliki pelatih baru," kata opa marrota... 
Tapi nih menurut kalian Cocok ga si Higuain bermain Di juventus??

Sabtu, 08 Juni 2013

Kisah tragis korban Mei 98, terbakar saat jarah gitar idaman



sebuah cerita pristiwa yang cukup tragis,, semoga kedepan indonesia tidak lagi terjadi yang seperti ini ya.

Lima belas tahun sudah tragedi Mei 1998 berlalu. Kerusuhan dan penjarahan toko-toko terjadi di seluruh penjuru Jakarta. Yogya Plaza yang berada di daerah Klender, Jakarta Timur, menjadi sasaran amuk masa jelang kejatuhan rezim orde baru.

Leo (55), lelaki paruh baya ini masih mengingat jelas peristiwa pembakaran Yogya Plaza yang menewaskan putra pertamanya, Toni yang ketika itu berusia 16 tahun. Leo mengaku tak percaya saat mengetahui sang anak tewas terpanggang.

"Waktu itu, anak saya memang meminta izin untuk melihat ke sana, soalnya banyak tetangga yang pulang membawa hasil jarahan dari sana, dan sudah saya larang tapi dia nekat," ucapnya saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (11/5) malam.

Leo melanjutkan, khawatir keberadaan putranya saat mengetahui adanya pembakaran pusat perbelanjaan favorit bagi warga Klender itu. Dia pun mendengar kabar bahwa sang anak ikut masuk ke dalam bangunan berlantai enam itu dari salah satu teman Toni yang sempat bertemu sebelum terbakar.

"Temannya bernama Roy bilang, anak saya masuk ke dalam katanya mau ngambil sebuah gitar, karena memang dia senang gitar. Mendengar itu istri saya langsung pingsan," kisahnya.

Pria yang bekerja sebagai sopir taksi ini awalnya masih tidak percaya putranya ikut menjarah. Namun, sehari pasca pembakaran dia mulai meyakini anaknya memang telah menjadi korban. Sebab, Toni tidak kunjung pulang ke rumahnya usai kejadian nahas itu.

"Pagi harinya saya langsung ke Yogya, di sana memang sudah banyak mayat-mayat yang hangus. Di situ saya sudah pasrah," terangnya.

Di hari kedua, Leo terus mencari tahu keberadaan anaknya, dia tetap berharap anaknya masih hidup dan tidak berada di antara tumpukan mayat-mayat. Namun, kabar duka menghampirinya saat itu juga, tim evakuasi menemukan jenazah putranya yang tengah memeluk sebuah benda, yaitu gitar.

"Saat itu badan lemas, saya melihat jenazah anak saya memeluk gitar yang memang sudah hangus sebagian. Saya tahu itu anak saya, dari baju biru bertuliskan nama sekolah yang dipakai saat terakhir bertemu. Itu ada sebagian yang tidak terbakar," kenangnya dengan wajah sedih.

Kini Yogya Plaza telah dibangun kembali dan bernama Mall Citra Klender. Seminggu setelah pembakaran, cerita mistis pun sering menjadi pembicaraan masyarakat sekitar terkait peristiwa yang menewaskan ratusan orang ini. Bahkan saat peresmian Mall Citra Klender, acara doa bersama (tahlilan) pun di adakan besar-besaran dengan memotong satu ekor kerbau sebagai syarat mengusir mahluk halus pada saat itu.

Jeremy Teti Nyanyi! - BBM CAMPURAN ngakaakakakakak (Speech Composing by @EkaGustiwana)

TIPS MENENTUKAN MEREK KAMERA DSLR YANG AKAN KITA PILIH

Tidak di pungkiri lagi kualitas sebuah kamera dan hasil sebuah objek berbanding lurus dengan berapa rupiah yang kita keluarkan. oleh karena itu berhati hatilah dalam memilih kamera DSLR, pastikan anda tidak menyesal belakangan. walau anda pemula jangan mau di bodohkan oleh iklan dan sebagian pedagang kamera yang Licik. maka dari itu sebelum anda membeli kamera DSLR ada baiknya anda menanyakan kepada orang atau komunitas photographer, setidaknya ada masukan yang baik untuk anda, atau anda bisa liat di ribuan situs yang bisa membantu anda #jangan terlalu percaya iklan ya. dan berikut saya akan sedikit jelaskan sedikit masukan sebelum membeli kamera DSLR.

@ Harga Kamera Dengan Fitur Yang Sama
Coba anda bandingkan berbagai merek kamera DSLR yang memiliki fitur yang sama baik ukuran Sensor yang bisa di diteksi dengan beberapa pixle maksimal yang di hasilkan oleh kamera tersebut. contoh 12 megapixle, 18 Megapixle, DLL dan coba bandingkan juga rentang ISO yang di miliki kamera kamera tersebut.

@Pertimbangkan  Apakah Kamera Bisa Dipasang Berbagai Macam Lensa
Bandingkan dari berbagai merek kamera DSLR dan lensa yang Compatible dengan kamera tersebut, baik dari merek yang sama maupun dari thrid party lenses dengan kamera yang akan di miliki.

@Spare Part Yang Tersedia Dan Garansi Terpercaya
Ini sangat penting karena semahal apapun sebuah gadget pasti memiliki kekurangan dan kelemahan. jika terjadi kerusakan pada kamera anda pasti anda mencari spare part yang rusak itu, jika kita beli sebuah merek tetapi ketersediaan spare part tidak mendukung maka matilah kita,, ibaratnya walau kita mampu membeli kamera DSLR dengan cukup murah tetapi sedikit kerusakan saja tidak bisa di perbaiki apa gunannya kan. dan jangan lupa juga tanyakan Garansi saat membeli jika anda membeli produk Canon tanyakan apakah garansi dari DATA SCRIP, jika bukan dari itu lebih baik anda urungkan niat itu dan lebih baik cari gerai kamera yang lain. jangan sampai anda di tipu oleh beberapa #maaf sebagian Pedagang yang licik.

jadi kesimpulannya adalah semakin kita mau tau tentang dasar sebelum membeli kamera DSLR semakin besar pula kemungkinan kita mendapatkan kamera yang cocok untuk kita.. yups semoga bermanfaat
Salam Klik

TIPS MEMILIH KAMERA YANG TEPAT


Adanya berbagai macam kamera yang terdapat di pasaran hal ini bisa membuat kita pusing dan bingung, pertimbangan utama dalam memilih kamera adalah tujuan penggunaan kamera itu sendiri, dan berikut akan saya berikan beberapa tips yang bisa anda gunakan sebagai pertimbangan dalam meilih/membeli kamera yang anda butuhkan, semoga membantu ya.


1. Sekedar Hobi dan Dokumen Pribadi
Jika anda ingin mengabadikan foto untuk keperluan pribadi, tidak begitu memasalahkan mau hasilnya detail , dan juga harga yang relatif murah. Mungkin kamera Digital pocket bisa jadi pilihan utama anda,,!! knp? ya seperti yang saya jelaskan di atas, jika anda menginginkan sebuah kamera yang simple, harga yang simple ya kamera pocket pilihannya tapi tentu dengan hasil foto yang simpel juga heheh..

2. Untuk Lebih Dari Sekedar Hobi Tapi Belum Menuju Semi Profesional
Untuk anda yang ingin mengabadikan objek yang mempunya kualitas cukup baik dan ada niat untuk belajar mendapatkan hasil gambar/foto yang detail tapi dompet yang sedikit kurang mendukung hheheh,, kalo sudah masalah begini saya sarankan ya membeli kamera jenis "Prosumer' . kenapa prosumer? bisa di liat  di artikel saya yang ini http://taufikjuve97.blogspot.com/2013/06/bab-ii-kamera-prosumer-versus-kamera.html kamera prosumer cukup baik ko dalam mengambil hasil objek walau ga sebaik kamera DSLR, tapi hasil objeknya sudah di atas hasil kamera Kamera Pocket bahkan bentuknya yang hampir mirip kamera DSLR, banyak orang bahkan wanita yang tertipu saat kita bawa bawa kamera ini. #just pengalaman buat kalian cwo yang pergi jalan membawa kamera DSLR pasti anda akan jadi bahan perhatian/mata tertuju pada anda terutama kaum Hawa.. weeewww

3. Untuk Kebutuhan Semi Maupun Profesional
Jika anda adalah seseorang yang begitu mendambakan kesempurnaan dalam mengambil objek gambar atau istilahnya What You See is What You Get”  
tanpa memikirkan seberapa dalam anda mengantri di ATM, seberapa dalam rupiah yang anda kocek, dan seberapa lama anda harus puasa makan hahahah *ngenes amat ya. yang pasti kamera DSLR lah kamera yang tepat untuk anda!! kenapa?? karena kamera ini sudah memenuhi semua hal hal yang di perlukan untuk mendapatkan hasil objek yang sempurna *tapi dengan banyak belajar mengambil objek ya. dan biasanya hasil dari kamera DSLR memiliki nilai jual yang cukup tinggi loh, pasti dalam benak anda bisnis nih ahaah

ok lah segtu aja nih yang bisa saya jelaskan, jika kalian ada masukan atau keritik untuk saya bisa di di komenk aja ya..
Salam Klik


Jumat, 07 Juni 2013

ANDA BERMINAT MEMASANG IKLAN DI BLOG SAYA??
Gampang cukup hub saya Taufik di
Tlp 081294066544
Pin 2322EEB1


HARGA KAMERA TERBARU

BUAT KALIAN YANG INGIN ATAU PUNYA MINAT MEMBELI KAMERA BISA DI LIAT DI SINI YA..

TAPI INGET,, HARGA DI SINI BISA SEWAKTU WAKTU BERUBAH SESUAI NILAI MATA UANG DOLAR, DLL.

JADI KEMUNGKINAN HARGA YANG ADA DI SINI CUMA BER BEDA SEDIKIT DARI HARGA ASLINYA.. KAN ANE GA MUNGKIN ON TERUS DI LEPTOP HEHE.

BUAT YANG MAU TANYA LEBIH LANJUT BISA COMENT AJA DI POSTING INI ATAU SMS 081294066544/ PIN 2322EEB1 SEMUA ATAS NAMA TAUFIK SAHRUL.S

Add caption




BAB III KAMERA DSLR {DIGITAL SINGLE LENS REFLEKS}

Nah sekarang saya akan menjelaskan tentang apa itu kamera DSLR yang begitu favorit hampir ke semua pengemar photographi dan juga model tentunya.. knp?? karena ada istilahnya hasil kamera DSLR tu What You See is What You Get” yang artinya apa yang kamu lihat akan sama dengan aslinya, kalau kamera poket ya sebaliknya ;what you see is not necessarily the result is the same as the origina,l apa yang kamu lihat hasilnya belum tentu sama dengan aslinya. hahahah. baik lah saya akan jabarkan tentang kamera DSLR monggo di simak ya.. !!!

BODY
Dengan body yang relatif besar dan cukup berat ditambah beban lensa tambahannya, tapiii ada tapinya nih, body kamera DSLR itu di bentuk dengan norma norma ergonomic yang cukup baik loh sehingga begitu memudahkan penggunannya untuk menggenggam dan menggunakannya.
FITUR
Untuk masalah fitur kamera ini memiliki segudang fungsi yang sangat berharga untuk kita para photographr, dengan adanya fitur Mode manual agar kita bisa men setting sendiri Aperture, Shutter Speed, ISO, White Balance, Picture Style, Nilai Exposure. Dengan kamera DSLR kita dapat membidik objek sesuai dengan keinginan kita yang tidak dapat di penuhi dengan kamera digital biasa yang serba otomatis, atau kamera Prosumer walau bisa di atur settingannya juga tetapi karena resolusinya lebih kecil maka hasil yang di hasilkannya pun kurang memenuhi keinginan kita.
SENSOR
Sensor yang dimiliki pada kamera DSLR itu paling besar diantara kamera yang lainya. Dengan sensor yang besar inilah memungkinkan hasil jepretan kamera DSLR sangatlah memuaskan dengan hasil yang lebih besar, warna yang lebih detail dengan noise yang kecil, di samping itu dengan sensor yang lebih besar kamera DSLR mampu membidik objek walau dengan pencahayaan yang  minim sekalipun. tentu dengan hasil yang memuaskan dari pada kamera biasa.
LENSA
Lensa pada kamera DSLR yang bisa di ganti ganti merupakan kelebihan utama yang dapat memenuhi keinginan kita para photographi. penggunaan lensa yang spesifik untuk membidik objek tertentu maka akan menghasilkan objek foto yang detail dan berkualitas bro, yang sering kali ga bisa di dapatkan kalo kita pake kamera biasa/prosumer contohnya. jadi dengan DSLR kita ga perlu tuh punya banyak kamera, cukup 1 kamera tapi dengan berbagai macam lensa yang sesuai keinginan kita tentunya, niscaya jika kalian sudah mempunyai kamera DSLR pasti kalian akan menginginkan membeli lensa lain.. heheh pengalaman soalnya





ok sudah ane jabarin nih perbedaan kamera Digital Pocket, Prosumer, DSLR.. yups semoga BAB per BAB bisa membantu anda untuk lebih tau ya atau bahan referensi untuk beli kamera apa.. yups jika kalian punya pengalaman dalam dunia fotography mari lah kita berbagi pengalaman :-D
Salam Klik


BAB II " KAMERA PROSUMER VERSUS KAMERA DSLR"

Pada bab ini saya ingin menjelaskan sedikit tentang kamera digital jenis Prosumer, apa si itu prosumer?? sedikit asing ya di kuping kita, apa lagi pemula, bisa tertipu kita kalo mau beli kamera DSLR tapi di tawarinya kamera jenis prosumer :-D. mudah mudahan tidak ada peristiwa seperti itu ya. ok yang ingin tau kamera prosumer itu apa silahkan di simak cerita di baawah ini.

BODY
Body pada kamera ini/Prosumer lebih besar dibandingkan kamera digital pocket, bahkan memiliki kesamaan yang banyak dengan kamera DSLR, hal inilah yang banyak membuat orang awam sulit membedakan kamera prosumer dengan DSLR. untuk perbedaan yang mencolok adalah pada lensa kamera yang tidak bisa di ganti atau dilepas.
FITUR
Untuk fitur secara umum kamera ini pun hampir sama dengan kamera DSLR, ada Shutter Speed, aperture, dan ISO, dan bisa di atur secara manual sehingga kita bisa mendapatkan hasil foto yang cukup maksimal, bahkan yang saya pernah dengar kalo sekarang kamera prosumer juga di lengkapi Perekam video dan fasilitas Live View, yang juga terdapat pada DSLR.
SENSOR
Dengan ukuran sensor yang medium, yang bisa di bilang kemampuannya berada di tengah tengah antara kamera digital Pocket dan DSLR, yang hal ini memungkinkan kita bisa membidik gambar lebih bagus dari pada kamera Digital pocket, bahkan nih jika kita mengambil foto pada saat keadaan cahaya, alam yang bersahabat dan konfigurasi lighting yang tepat kamera prosumer bisa menghasilkan foto yang tidak kalah bagusnya dengan kamera DSLR WOWWW. Tapi kamera prosumer kurang begitu bisa menangkap efek blur serta ukuran sensor yang lebih kecil dari pada kamera DSLR sehingga akan terjadi Crop Factor, pengertiannya jika kita mengambil gambar sama dengan menggunakan kamera Prosumer dan DSLR, untuk kamera DSLR akan menghasilkan foto yang lebih lebar dan efek-efek dramatis dibandingkan pada penggunaan kamera prosumer.
LENSA
Nah ini dia yang menjadi perbedaan yang mencolok antara kamera Prosumer dan DSLR. LENSA, pada kamera Prosumer Lensa sudah Built In alias tidak bisa di ganti ganti. tapi lensa bawaan kamera prosumer sudah cukup bagus ko. dan bisa diandalkan mengingat ada FL {Focal Leght} atau panjang pembesar, sehingga kita bisa mengatur Apature yang cukup besar. Ciri khas lensa Prosumer adalah terdapat kode Zoom contohnya 10X, 27X dan lain sebagainya.


yups segtu aja yang bisa saya jelaskan tentang kamera prosumer semoga bermanfaat buat anda..
salam klik






HARGA KAMERA DSLR CANON

AHFFHF NKHFFH

CERITA KECIL SEPAKBOLA INDONESIA vs BELANDA

Dulu, saat mengalami masa kejayaannya, hubungan timnas Indonesia dengan Belanda tidak sebersahabat seperti saat ini. Soekarno sering mengutarakan retorika yang menguatkan kebencian kepada Belanda.

Terkadang sepakbola menjadi pelampiasan kebencian itu. Jika tahu hanya gara-gara urusan jersey saja timnas mengalah kepada Belanda, Soekarno mungkin akan marah betul. Wajar saja, kala itu stereotype bangsa yang pandir dan inlander goblok ingin berusaha dikikis oleh Soekarno melalui sepakbola.

"Kau Gareng, lawan si Belanda itu. Dan Tunjukkan bahwa bangsa Indonesia itu bangsa yang besar. Tunjukkan bahwa kita bukan bangsa tempe!" cetus Bung Karno dengan memakai celana piyama biru, kaos oblong dan tanpa kopiah kepada kapten timnas, Soetjipto 'Gareng' Soentoro, di Istana Negara, pada suatu hari di tahun 1965.

Ucapan Bung Karno itu ditanggapi semua pemain dengan manggut-manggut. "Bayangkan Bung, para pejuang kemerdekaan itu berjuang mempertaruhkan darah dan nyawa, kita cuma keringat dan air mata," ucap Gareng kepada teman-temannya menanggapi kata-kata Soekarno [dari buku Cardiyan HS. berjudul 'Gareng Menggiring Bola'.]

Adegan di atas terjadi saat seluruh anggota timnas diajak Maulwi Saelan menemui Bung Karno sesaat sebelum mereka terbang ke Eropa. Kepergian mereka guna lawatan ujicoba melawan tim-tim kuat Eropa sebagai persiapan menghadapai Ganefo dan Asian Games tahun 1966.

Selama berbulan-bulan, timnas berkeliling ke berbagai negara Eropa. Negeri yang pertama dikunjungi adalah bekas penjajah kita yaitu Belanda. Hari Rabu 9 Juni 1965, timnas harus berjibaku dengan juara Liga Belanda musim kompetisi 1964/1965, Feyenoord.

Saat menghadapi Indonesia, Feyenoord tahu betul siapa lawan yang mereka hadapi. Malu rasanya kalah dari negeri bekas jajahan. Karenanya tak tanggung-tanggung, Feyenoord menurunkan semua pemain intinya. Sayangnya, Belanda tetap sombong. Dipimpin oleh sang kapten Guus Haak -- meluruskan informasi yang banyak beredar kalau saat itu kaptennya adalah Guus Hiddink --, Feyenoord tak bermain serius di awal babak pertama.

Intruksi Bung Karno untuk menghajar Belanda dilakukan betul oleh para pemain kita. Para pemain bermain kesetanan. Baru dua menit pertandingan berjalan 'Si Gareng' berhasil mencetak gol cantik dengan melewati tiga bek Feyenoord sekaligus. Londo itu terkaget. Tak ayal Indonesia pun digempur habis-habisan di babak pertama. Performa ciamik Yudo Hadianto yang mengawal gawang timnas berhasil membuat sor 1-0 dapat dipertahankan hingga akhir babak pertama.

Sayangnya, di babak dua Indonesia dijahili habis-habisan oleh wasit. Dua gol penalti di awal babak kedua membuat mereka down. Tak ayal, dalam waktu beberapa menit, Yudo terpaksa memungut bola di gawangnya sebanyak empat kali. Alhasil selama 90 menit waktu berjalan, timnas kebobolan 6 gol, yang membuat pertandingan berkesudahan 6-1 bagi Londo-londo itu. (Majalah Aneka edisi Juli 1965)

Tak terima, kekalahan ini bagi Gareng lebih disebabkan faktor wasit yang berat sebelah akibat adanya tekanan unsur politis. Dua hukuman penalti bagi Indonesia adalah buktinya. "Dua kali pelanggaran tak berbahaya, dua kali dihukum penalti. Ini kemenangan politik yang dipaksakan," keluhnya.

Unsur politik memang terasa betul di pertandingan tersebut. Konflik antara pemerintah Belanda dan Indonesia merembet hingga sepakbola. Belum lepas ingatan orang akan perebutan Irian Barat. Tahun 1960-1963, saat itu dua negara harus rebutan pemain sepakbola yaitu pemain Irian Barat yang bernama Dominggus.

Dominggus mampu mencuri hati publik sepakbola Belanda. Saat melawan Feyenoord, decak kagum penonton diberikan kepada pemain yang berposisi sebagai winger ini. Akan tetapi, kekalutan tim terjadi sesudah laga itu. Dominggus tak pulang ke hotel, banyak orang menyangka dia diculik. Intelejen pun mulai dipekerjakan untuk mencari Dominggus.

Pencarian Dominggus diserahkan kepada kedutaan besar, karena tim harus bertolak ke Jerman Barat, Dominggus pun ditinggal. "Ia sekamar dengan saya waktu di Belanda. Dia pergi malam-malam dan tak pernah kembali. Tasnya pun ditinggal di hotel," kata Max Timisela rekan satu tim Dominggus, dalam interview dengan Pandit Football beberapa waktu lalu.

Beberapa hari kemudian, berita mengejutkan datang kepada tim yang ada di Bremen. Dominggus dinyatakan membelot, menolak pulang ke Indonesia. Dia ditawari oleh pelatihnya yang orang Belanda untuk tinggal dan menjadi warga negara Belanda. Diiming-imingi oleh janji setinggi langit dari pemerintah Belanda, Dominggus memilih melupakan Indonesia.

Kejadian ini membuat kekesalan terjadi di Jakarta. Demonstrasi besar-besaran terjadi kepada pemerintah Belanda akibat aksinya yang membuat Dominggus membelot. Belum lama luka atas Irian Barat, Belanda kembali menuai genderang perang melalui sepakbola. Soekarno pun geram dan melayangkan surat protes, mengecam kerajaan Belanda. Tapi respons yang didapat ya begitu saja: Belanda hanya mangut-mangut. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.

Saat bertemu Gareng di tahun 1978, Dominggus ternyata tak jadi pesepakbola ternama. Ia hanya diperkerjakan sebagai buruh di perusahaan Phillips. Tapi beruntung nian dia. Dominggus mendapatkan istri wanita Belanda. Kala itu dia sudah memiliki tiga anak. Kepada Gareng ia pun bangga dengan keputusannya kala itu. Gara-gara Belanda, pemain sayap ini enggan balik lagi ke tanah leluhurnya.

Soekarno tahu betul bahwa suatu bangsa bisa naik harkat derajatnya dengan olahraga. Karenanya ia menanamkan paham betul-betul itu di dalam dada semua pemain,yaitu semangat kebangsaan. Ia tegaskan bahwa berjuang lewat olahraga adalah suatu hal yang tak kalah hebatnya dengan berjuang menenteng senjata. Karenanya ia kesal melihat tingkah Belanda yang belagu kala itu.

"Bahwa kami bukanlah lagi penduduk kelas kambing yang berjalan menyuruk-nyuruk dengan memakai sarung dan ikat-kepala, merangkak-rangkak seperti yang dikehendaki oleh majikan-majikan kolonial di masa yang silam," katanya.

Semangatnya itu membuat para pemain tampil habis-habisan di setiap laganya. Tak hanya saat di Belanda. Di Jerman, Yugoslavia dan Cekoslovakia pun timnas tampil cukup memuaskan. Selain pengalaman, fisik dan ilmu yang didapat. Pemain pun berhasil mengenalkan Indonesia ke masyarakat Eropa melalui "sepakbola". Semangat mau berkorban, mau berjuang dan mau bersabar tak bisa dibebankan kepada pemain saja. Seluruh elemen baik itu penguasa yang berkuasa, pengurus PSSI, bahkan suporter sendiri harus memiliki etos tersebut.

Apakah hasil yang didapat setelah pulang dari Eropa zaman itu? Hasilnya cukup lumayan. Selama kurun beberapa tahun Indonesia kembali disegani di Asia. Tercatat Indonesia menjadi semifinalis Asian Games 1966, Juara Aga Khan Goldcup 1966 dan 1968, Juara Merdeka Games 1969 dan Juara Kings Cup 1968. Di masanya kejuaraan-kejuaraan itu adalah turnamen bergengsi yang selalu diikuti negara-negara kuat Asia.

Sekarang?

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More